A. Error Messages
Dalam menyampaikan
pesan kesalahan (error messages) atau peringatan
diagnostik sangatlah kritikal, khususnya ketika meghadapi pemula. Cara
penyampaian suatu pesan kesalahan sangat penting, apalagi jika pengguna adalah
novice user.Hal-hal yang harus
diperhatikan dalam suatu pesan kesalahan adalah :
- Pesan harus cukup spesifik
- Pesan bernada positif dan memberikan petunjuk untuk
mengatasi masalah
- Pesan memberikan kontrol pada user
- Gunakan format yang sesuai dan tidak membingungkan
Ada 3 cara penyampaian
pesan kesalahan:
- Berikan perhatian pada design pesan kesalahan
- Lakukan quality control
- Buat guidelines dalam hal nada positif dalam pesan, pesan
yang spesifik, berikan kontrol pada user, dan konsistensi pada format
pesan yang diberikan
- Lakukan usability test
- Lakukan pengumpulan user performance data
B. Non-anthropomorphic Design
Desain ini sangat
penting untuk membedakan/mengklarifikasikan antara manusia dengan komputer. Panduannya:
1. Hati-hati dalam mempresentasikan komputer
sebagai orang
2. Desain interface-nya harus
dapat dimengerti, diprediksi, dan bisa dikontrol
3. Gunakan model yang sesuai untuk pengenalan
atau panduan
4. Gunakan karakter dalam game atau software anak-anak,
tetapi jangan di tempat lain
5. Menyediakan user-centered overview untuk
orientasi
6. Jangan gunakan ‘aku/saya’ ketika komputer
merespon aksi pengguna
7. Gunakan ‘kamu’ untuk memandu pengguna, atau
hanya memberikan fakta
C. Display Design
Prinsip desain menurut
kategori Mullet dan Sano:
- Elegan dan sederhana: kesatuan, perbaikan, dan
ketepatan
- Skala, kontras, dan proporsi: kejelasan, harmoni,
aktivitas, dan pengendalian
- Struktur organisasi dan visual: pengelompokkan,
hierarki, hubungan, dan keseimbangan
- Modul dan program: fokus, fleksibilitas, dan aplikasi
yang konsisten
- Gambar dan representasi: segera, umum, kohesif, dan
karakterisasi
- Style: bisa
dibedakan, integritas, dapat dimengerti, dan ketepatan
4 tugas independen
metric untuk tampilan alphanumeric menurut
Tullis (1997):
1. Kepadatan secara keseluruhan
2. Kepadatan secara local
3. Pengelompokkan
4. Kompleksitas layout
D. Web Page Design
Ada 10 kesalahan dalam
mendesain sebuah website menurut Jakob Nielsen
(2007):
1. Bad search
2. File PDF untuk online reading
3. Link yang sudah dikunjungi tidak berubah warna
4. Teks yang tidak bisa dibaca (non-scannable)
5. Font size yang tetap
6. Judul halaman dengan low search engine visibility
7. Apapun yang kelihatannya seperti advertisement
8. Konvensi desain yang melanggar
9. Membuka window ‘new browser’
10. Tidak menjawab pertanyaan user
Ada 4 koordinasi yang
penting dalam mengkoordinasi multiple windows:
1. Synchronized scrolling
2. Hierarchical browsing
3. Opening/closing independent windows
4. Saving/opening of window state
E. Window Design
Saat
ini designer dapat menggunakan multiple windows dimana suatu task dikerjakan
dalam suatu window terpisah. Window ini akan tertutup setelah suatu task
tersebut diselesaikan. Selain itu saat ini kita dapat melakukan browsing image
dengan lebih mudah dimana tampilan ada dalam satu sisi sementara detail
ditampilkan di sisi lainnya. Dalam image browsing, ada beberapa langkah yang
perlu diperhatikan, yaitu :
1. Image generation
2. Open-ended exploration
3. Diagnostics
4. Navigation
5. Monitoring
Dalam mendesign suatu window kita juga perlu lebih memperhatikan pada pekerjaan yang dilakukan user daripada aplikasi dan dokumen yang digunakan. Untuk mendapatkan informasi mengenai pekerjaan user dapat didapat lewat :
1. Vision statement
2. Set of people
3. Task hierarchy
4. Schedule
5. Set of documents
Sementara itu juga perlu diperhatikan mengenai :
1. Dukungan pada unified framework
2. Dukungan pada visual dan spatial layout yang mendukung pekerjaan user
3. Dukungan pada multi window
4. Dukungan pada akses informasi yang mudah
5. Dukungan untuk berganti role secara mudah
6. Fokus pada task domain daripada interface domain
7. Penggunaan screen space yang efektif
1. Image generation
2. Open-ended exploration
3. Diagnostics
4. Navigation
5. Monitoring
Dalam mendesign suatu window kita juga perlu lebih memperhatikan pada pekerjaan yang dilakukan user daripada aplikasi dan dokumen yang digunakan. Untuk mendapatkan informasi mengenai pekerjaan user dapat didapat lewat :
1. Vision statement
2. Set of people
3. Task hierarchy
4. Schedule
5. Set of documents
Sementara itu juga perlu diperhatikan mengenai :
1. Dukungan pada unified framework
2. Dukungan pada visual dan spatial layout yang mendukung pekerjaan user
3. Dukungan pada multi window
4. Dukungan pada akses informasi yang mudah
5. Dukungan untuk berganti role secara mudah
6. Fokus pada task domain daripada interface domain
7. Penggunaan screen space yang efektif
F. Color
Fungsi:
§ Menyejukkan/menyerang mata
§ Memberi aksen untuk tampilan yang kurang
menarik
§ Memfasilitasi diskriminasi yang halus dalam
tampilan kompleks
§ Menekankan informasi organisasi secara logikal
§ Menarik perhatian untuk peringatan
§ Memicu reaksi emosional, seperti senang,
takut, marah, dll.
Panduan:
§ Gunakan warna secara konservatif
§ Batasi jumlah warna
§ Kenali kekuatan warna untuk tugas-tugas
tertentu
§ Color coding harus mendukung tugas
§ Color coding harus muncul sesuai usaha minimal user
§ Color coding harus berada di bawah kontrol user
§ Desain monochrome terlebih
dahulu
§ Pertimbangkan kebutuhan warna user, terutama yang color-deficient user
§ Warna bisa membantu dalam memformat
§ Konsisten dalam color coding
§ Hati-hati terhadap ekspektasi umum
terhadap color codes
§ Hati-hati terhadap masalah pemasangan warna
§ Gunakan perubahan warna untuk mengindikasi
perubahan status
§ Gunakan warna dalam tampilan grafik untuk
kepadatan informasi yang lebih baik
Tidak ada komentar:
Posting Komentar